Eksplorasi Jejak Geologi Purba di Hari Keempat Revalidasi Geopark Bogor Halimun Salak
LEUWILIANG-CIAMPEA (22 Mei 2025) —Revalidasi Geopark Nasional Bogor Halimun Salak memasuki hari keempat dengan penelusuran berbagai geosite penting yang merekam sejarah geologi dan warisan budaya Kabupaten Bogor. Tim penilai yang terdiri dari Bapak Aries Kusworo, ST, MT, Ibu Liela Ubaidi, MBA, dan Bapak Misbahib Haraha, ST, MT menelusuri kawasan Seureuh Hejo, di mana terbentuk lembah-lembah hasil pelipatan dan erosi kuat sekitar satu juta tahun lalu. Lokasi ini dikenal sebagai bagian dari struktur antiklinorium Leuwiliang, penanda penting sejarah geologi regional. Selanjutnya, tim mengunjungi Karst Cibodas di Kecamatan Ciampea, geosite unik yang berbeda dari dominasi batuan vulkanik kawasan Bogor. Karst ini merupakan sisa laut purba berupa batu gamping berumur jutaan tahun, yang kini menjadi bentang alam langka dan penting dalam konteks geologi kawasan. Tim penilai juga mengevaluasi Prasasti Kebun Kopi di Kecamatan Cibungbulang, salah satu situs cagar budaya peninggalan era kolonial yang menyimpan nilai sejarah penting dan berpotensi besar dalam pengembangan geowisata berbasis edukasi sejarah. Hari keempat ditutup dengan kunjungan ke Tirta Sayaga, tempat di mana Travertin Gunung Panjang membentuk gundukan putih unik yang dikenal sebagai Bocca Travertine. Fenomena ini menjadi contoh nyata interaksi proses geologi dan hidrotermal, serta menjadi objek riset menarik di bidang kebumian.